Langsung ke konten utama

(Puisi) Kita Satu Keluarga - Sheila Mitha Kalyani


Kita Satu Keluarga
Oleh: Sheila Mitha Kalyani

Jangan pandangi aku dengan keheranan
Jangan menduga-duga hanya dari yang kelihatan
Jangan menciptakan jarak yang jauh dariku
Kenapa harus kau lakukan?

Bukankanh kita sama
Punya alat tubuh dan kebutuhan hidup yang sama
Tinggal di bumi yang sama
Dan menghirup oksigen yang sama pula

Pakai logika untuk hal yang nyata
Jangan tersekat dengan ras, agama dan kelas sosial yang ada
Itu semua telah ternoda dengan kepentingan manusia
Haruskah kita kaku dan terbelenggu didalamnya?

Sadarlah wahai manusia
Waspada dan siaga memang hal utama
Tapi jangan terjebak dalam logika salah arah
Hanya mendewakan yang satu dan memandang rendah lainnya

Kita semua satu keluarga
Perbedaan bentuk fisik dan keyakinan bukanlah pemisah
Mari berbaur wahai manusia
Karena hidup butuh sesama






Biodata singkat:
Nama: Sheila Mitha Kalyani
NIM: 07031181823031
TTL: Pakembang, 04 Oktober 2000
Hobi: Membaca, menari, menyanyi dan berolahraga



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIMAKOM. Bangkit, Jaya, Satu!

Himakom (Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) adalah himpunan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya yang menaungi aspirasi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNSRI. Himakom berdiri pada bulan November 2013 dengan ketua umum pertama Hibran Arsyadil Hadi. Hingga periode 2020/2021, Himakom telah memiliki 6 Ketua Umum. Telak banyak kegiatan yang dilakukan oleh anggota Himakom, seperti Latihan Dasar Organisasi, Musyawarah Besar, Musyawarah Kerja, Diksi (Diskusi Ilmu Komunikasi), Uprading, dan masih banyak lagi. Mari bergabung bersama kami menjadi keluarga besar HIMAKOM FISIP UNSRI dan bersama kita memajukan jurusan Ilmu Komunikasi kita! Salam Himakom!⁣ Bangkit Jaya Satu!⁣ Find us on:⁣ 📷Instagram : himakom_unsri⁣ 📱Line@ :  @ njj4160y ⁣ 🎥Youtube : Himakom Unsri⁣ HIMAKOM UNSRI⁣ #BANGKITJAYASATU

(Puisi) Gadis Kumuh dan Lensa Dollar - Egis Sagita

Gadis Kumuh dan Lensa Dollar Karya : Egis Sagita Gadis berambut hitam legam, bola mata sekelam malam Aroma kumuh berkulit keruh, kaki bertumpuk bekas cacar Ditangannya sepotong roti bertoping srikaya dan air dengan botol limun bekas Baju apa ini? Dengan gambar barbie yang kepalanya sudah hilang digerus zaman Tidak, ini tidak diacuhkan dunia Lelaki berhidung mancung, kulit sebening embun sebelum fajar menyingsing Rambut yang disisir rapi, dan wangi serupa malaikat lewat Memegang kamera ratusan juta, membidik objek dengan kedua lensanya Beberapa gadis memekik dan menggeliat serupa cacing kepanasan Ia tampan. Dunia tahu itu Gadis kotor dengan langkah tertatih, menyelinap diam-diam Tertangkap bidikan lensa lelaki sempurna, senyum hadir dibibir tipis itu Mahakarya bidikan terindah yang pernah dipotretnya. Ia dengan langkah lebar dan hati yang menghangat, ada sesuatu di relung perasaannya Dunia mulai peduli, sesederhana itu Headline disuratkabar be...